KAMIS JAWI ING NESATA

 

Kegiatan Kamis Jawi merupakan program unggulan di SD Negeri 1 Tawangsari. Setiap hari Kamis, seluruh warga sekolah melaksanakan berbagai aktivitas yang bertujuan untuk menghargai dan melestarikan kearifan budaya Jawa. Kegiatan ini diwujudkan melalui pembiasaan pagi, penggunaan bahasa Jawa dalam proses pembelajaran, serta permainan tradisional seperti egrang, bakiak, dan boi-boian.

Para siswa sangat antusias mengikuti Kamis Jawi. Hal ini terlihat dari ketertiban mereka dalam mengenakan pakaian adat Jawa yang sudah ditentukan, serta makanan tradisional yang mereka bawa seperti polo pendem. Suasana sekolah setiap hari Kamis menjadi lebih hidup dan penuh nuansa budaya.

Kegiatan diawali dengan pembiasaan pagi di halaman sekolah. Guru memberikan pengajaran tentang unggah-ungguh, tepa selira, dan mengajak siswa untuk nembang. Setelah itu, proses pembelajaran di kelas juga menggunakan bahasa Jawa, baik oleh guru maupun siswa. Dengan cara ini, budaya Jawa tidak hanya diajarkan, tetapi juga dipraktikkan secara langsung.

Terkait pelaksanaan ini, Pak Eko Siswanto selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Tawangsari, menyampaikan bahwa Kamis Jawi adalah bentuk komitmen sekolah dalam menjaga budaya Jawa. “Kamis Jawi kami laksanakan agar anak-anak terbiasa mencintai budaya mereka sendiri dan mempraktikkan nilai-nilai Jawa dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Pak Eko.

Kamis Jawi dilaksanakan sebagai upaya untuk menjaga budaya Jawa agar tetap hidup di tengah perkembangan zaman, sekaligus menanamkan sikap sopan santun, kebersamaan, dan rasa bangga pada siswa.

Kegiatan dilakukan setiap hari Kamis, dimulai dari pembiasaan pagi, berpakaian adat Jawa, menggunakan bahasa Jawa dalam pembelajaran, memainkan permainan tradisional, serta membawa makanan tradisional. Semua dilakukan secara sederhana namun bermakna.

Dengan terselenggaranya Kamis Jawi secara konsisten, SD Negeri 1 Tawangsari berharap budaya Jawa dapat terus dikenal, dijaga, dan dicintai oleh para siswa. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang untuk menumbuhkan karakter dan kecintaan terhadap budaya lokal.